Wati: "Woi, jangan ketipu!"
Budi: "Emangnya kenapa Kak? Kok sampai teriak begitu."
Wati: "Aku tuh khawatir sama kamu."
Budi: "Ada apa tho Kak. Aku kan jadi bingung."
Wati: "Itu lho panduan yang kamu baca."
Budi: "Emangnya ada apa sih? Jangan bikin penasaran dong."
Wati: "Udah lihat cover-nya?"
Budi: "Udah. Emangnya kenapa sih? Gambarnya kan cuma anak-anak berseragam SMP sedang membahas sesuatu."
Wati: "La di situ masalahnya."
Budi: "Emang masalahnya apa? Aku kok tambah puyeng."
Wati: "Gini lho, itu kan tulisannya berjudul Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila."
Budi: "Yup betul. Terus?"
Wati: "Aku khawatir, kamu nyangkanya itu untuk anak SMP saja."
Budi: "Kirain apa sih? Aku sudah baca isinya. Itu untuk semua jenjang bukan untuk SD saja."
Wati: "Syukurlah. Biasanya kan pasti nyangka itu untuk anak SMP saja."
Budi: "Kalau tak baca, pastinya nyangkanya gitu. Ini fix sih. Yang salah, yang bikin ilustrasinya. Ngapain juga bikin gambar, cuma anak SMP? Kok nggak lengkap. Atau bikin aja yang seragam atasan doang. Kan semua anak sekolah seragamnya sama. Sama-sama putih."
Wati: "Betul juga katamu. Mestinya gambar atasan doang. Tapi ngomong-ngomong, darimana kamu dapat itu panduan?"
Budi: "Tadi disuruh bunda donlot -->
DISINI. Dan sekalian di-print."
Wati: "Ya udah. Tapi kan kamu masih SD, ngapain baca begituan?"
Dan besoknya, jreng-jreng panduannya kata ibunya Budi dan Wati, sudah direvisi. Lagi-lagi Budi yang disuruh mengunduh, dan di -->
DISINI tempatnya. Budi pun melakukannya sambil garuk-garuk kepala dan berkata, "
Kenapa sampulnya nggak anak SD saja?"
Mengapa Budi berkata demikian? Lihatlah penampakan sampul panduannya di bawah ini!